Rabu, 22 Desember 2010

What's First Love Means to You?

Kali ini bakabon achmad akan mencoba untuk menulis dengan serius, mungkin ga banyak jokes yang bakalan mucul di cerita ini, bahkan cara penulisan artikelnya pun kini juga sudah diusahakan agar sesuai dengan EYD agar tidak diprotes habis-habisan oleh ibu Sri Wah**ni, dosen bahasa Indonesia gw yang ternyata juga faseh berbahasa Abu Dhabi. :D

Pernah ga kalian kepikiran, tentang apa itu yang disebut dengan cinta pertama? Apa menurut agan2 sekalian, pacar pertama itu = cinta pertama? Dan seberapa besar juga sih pengaruhnya cinta pertama itu bagi seorang wanita? Disini gw cuma pengen ngutarain pendapat gw, mungkin ini emang ga mutlak bener sih, tapi berdasarkan pengalaman dan pengamatan yang udah gw rasakan, gw berani untuk menyimpulkan cerita yang gw post di archive bakablog yang keempat ini.

Cerita ini ga mutlak dari pengalaman idup gw semua, ada juga yang merupakan pengalaman temen gw, yang ternyata lumayan banyak juga yang percaya untuk ngejadiin gw sebagai temen curhatnya. Hmm..gw juga sekalian nawarin nih buat para lelabil2 masa kini, kalo ada yang mo ikutan curhat ke gw, silahkan lakukan itu sekarang sebelum layanan ini akan berbayar per 1 Januari 2011 mulai pukul 01:01:11. Hehe ^^

Agan2 sekalian pasti pernah dong ngerasain yang namanya ‘first love’, atau yang biasa disebut di sinetron2 n ftv2 sebagai ‘cinta pertama’? naah..kalau pacar pertama gimana? Hmm..mungkin ada yang udah lama banget punya, atau mungkin ada juga yang baru/sedang memiliki, bahkan mungkin ada juga yang belom pernah punya sama sekali. (untuk kategori yang terakhir ini gw saranin buat nembak 10orang secara random, masa’ iya sih satu aja ga bakalan dapet? Haha :p).

Menurut agan, pacar pertama itu sama ga sih sama cinta pertama? Pasti ada yang bakalan ngejawab iya, dan ada juga yang ngejawab ‘kayaknya iya’. Haha. “Loh, kenapa begitu emangnya bon?” 
kata seorang gadis manis berbadan jangkis, berbibir tipis, berkumis, dan memiliki kisah hidup yang miris, yang belakangan diketahui bernama Sumijan, yang bertanya dengan penuh hasrat laksana balita nahan pipis, karna stock ‘huggies’ yang ada di lemarinya sudah hampir habis. #apasih #gajelas

Back to the topic, kenapa ada sebagian orang yang menganggap bahwa pacar pertamanya itu ≠ cinta pertamanya? Jawabannya beragam, ada yang karna cintanya itu bertepuk sebelah tangan, ada yang ngalamin kts atau kasih tak sampai, (loh bon? apa bedanya cinta bertepuk sebelah tangan sama kts? Bedaa! Bertepuk sebelah tangan itu artinya tak berbalas, sedangkan kts itu lebih ke keadaan yang memaksa, misalnya si ehem udah punya pasangan, atau ga boleh pacaran ma bonyoknya, atau berbagai kisah pilu lainnya yang tak dapat menyatukan dua insan yang sudah sama saling mencinta. Pokoknya intinya bertepuk sebelah tangan sama kts itu beda deeh, meskipun juga ada kesamaannya, samasama pedih T__T) dan mungkin juga ada alasan2 lain yang ga mirip sama kisah2 percintaan remaja pada umumnya, yang suka banget diangkat sama insan perfilman Indonesia ke layar lebar, layar kaca, maupun layar biru. *ouww ;D

Iya, jadi inti dari paragraf ngalor-ngidul diatas itu pokoknya pacar pertama itu belum tentu juga merupakan cinta pertama dari seseorang. Bahkan menurut gw meskipun itu orang udah punya mantan sebanyak sisir pisang juga bisa jadi aja dia belom pernah ngerasain apa itu yang namanya cinta pertama. Meskipun terdengar sangat2 klise dan membosankan, tapi tak bisa dipungkiri juga kalau cinta pertama itu adalah saat2 dimana kita ngerasain‘fall in love’ layaknya ababil (abege labil, red) yang bisa membuat kita melakukan hal-hal bodoh yang ga pernah kita duga atau hal-hal yang ga pernah kita lakukan sebelumnya. Dan jika kita kembali mengingat-ingat kejadian itu, mungkin kita akan tertawa atau ngerasa heran, kenapa dulu kita sebodoh itu, sepolos itu, selugu itu, dan se- itu se- itu lainnya yang bahkan ga masuk di logika kita. My first love has changed me. I was not like the person who has you’re thinking of. This is not me. Dan kalimat2 lainnya seringkali terucap di benak kita apabila kita sedang kecewa, atau karna sebenarnya apa yang telah kita lakukan itu hanyalah sebuah kesalahan pengungkapan perasaan kita.Kita hanya bermaksud untuk mengekspresikan rasa suka kita, tapi ternyata si dia salah mengerti dan memberikan respon yang membuat kita kecewa, karna apa yang dia tangkap, berbeda 180odari apa yang kita ingin ungkapkan kepadanya. Bahkan mungkin sebenarnya hal itu bukanlah sesuatu yang lazim kita lakukan.

Intinya, ‘first love’ kita itu bisa membuat kita melakukan hal-hal tak terduga yang bisa membuat kita malu, minder, dsb. Tapi itu sekali lagi hanyalah sebuah bentuk kesalahan pengungkapan dari apa yang kita rasakan, karna kita terlalu banyak berpikir untuk melakukan suatu tindakan, atau karna kita terlalu takut untuk ‘salah’. Kita selalu ingin tampak sempurna di depannya, berusaha sekuat tenaga untuk menjaga image agar sifat buruk atau kekurangan kita ga ketahuan. Kalo menurut pendapat gw, tindakan itu tidaklah sepenuhnya tepat, meskipun juga bukan merupakan suatu tindakan yang jelas-jelas salah. Kenapa gw bilang gitu? Karna seharusnya, terutamakalau lagi dalam pada masa pdkt, kita tu jangan terlalu jaim, tapi justru kita harusnya bisa menjadikan moment pdkt ataupun pacaran itu sebagai ajang untuk saling mengenal, baik itu kelebihan maupun kekurangan kita. Kenapa begitu? Karna lagi-lagi, menurut pepatah klasik yang bagi sebagian orang dianggap klise, cinta yang tulus itu adalah cinta yang tetap ada dan terus berkembang setelah kita mengetahui kekurangan si dia. Meskipun klasik, tapi ternyata menurut pengamatan gw justru hal itulah yang paling sulit kita lakukan pada saat kita sedang mencinta seseorang.

Seringkali kita berpikir, “ah..mungkin suatu saat nanti dia akan mengubah sifat buruknya itu.” Itu pemikiran yang SALAH besar! Menurut buku yang pernah dibaca temen gw (iya, gw emang jarang baca buku. Makanya gw cuma tau ini dari temen. Haha), kita TAK AKAN PERNAH bisa untuk merubah karakter seseorang, apalagi untuk mengubah sifatnya yang tidak kita sukai. Percayalah, kalau bukan dari kesadaran dirinya sendiri untuk mengubah sifatnya itu, kita tak akan pernah bisa meminta, mengusahakan, bahkan memaksa dia untuk mengubah sifatnya itu demi kita. Kalaupun dia bisa melakukannya setelah kalian terlibat di suatu perselisihan, biasanya masalah itu akan terulang lagi di keesokan harinya, cepat atau lambat. Dan disini juga lah banyak orang yang terjebak ke dalam janji2 asal, yang tak dipikirkan masak2 sebelum benar2 diucapkan. Sebagian besar dari mereka (bahkan mungkin semuanya) akan termakan oleh janji mereka sendiri. Itu karna mereka hanya mengucapkan janji itu untuk menghibur, ataupun meyakinkan kembali pasangannya agar konflik yang melanda ini segera berakhir, atau hanya untuk membuktikan bahwa kesalahan yang dia lakukan itu bukanlah merupakan suatu kesengajaan, atau bukan apa yang sebenarnya ingin ia lakukan (sekali lagi, biasanya disini terjadi kesalahpengertian tentang apa yang kita ingin ungkapkan dengan apa yang dia tangkap, hanya karna kita tak tahu/salah mengekspresikan cara untuk menyampaikan maksud kita). Tanpa mereka sadari, bahwa sebenarnya ‘janji-janji’ itu bisa memicu terjadinya konflik yang lebih besar lagi apabila janji itu terlanggar nantinya. Dan disinilah banyak dari mereka yang ‘dituduh’ sebagai orang yang suka mengingkari janji. Padahal yang terjadi sebenarnya adalah, mereka hanya melakukan kembali kesalahan yang telah mereka lakukan, sengaja atau tidak, karna memang sifatnya yang menyebabkan kesalahan itu terjadi tak bisa mereka ubah semudah membalikkan telapak tangan. Perlu niat yang tulus dan keinginan dari hati yang kuat untuk berubah, tidak bisa jika hanya mengandalkan/memanfaatkan suatu konflik yang terjadi sebagai alasan/senjata untukmemintanya agar berubah. Hal ini hanya akan membuatnya ‘terpaksa’ berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan itu kembali.

Jadi, kita memang tak akan pernah bisa untuk meminta, mengusahakan, bahkan memaksa dia untuk mengubah sifatnya itu demi kita. Perubahan itu sebaiknya datang dari kesadarannya sendiri, bukan karna permintaan kita, bagaimanapun cara kita memintanya untuk mengubah sifatnya yang tidak kita sukai itu. Masalahnya disini adalah, bagaimana cara kita menyampaikan kepadanya, bahwa kita kurang bisa atau bahkan tidak bisa menerima atau memaklumi kekurangan/kejelekannya itu, tanpa harus kita katakan langsung kepadanya. Bagaimana cara kita untuk menyampaikan maksud hati kita itulah yang akan menentukan apakah dia akan mengubah sikapnya atau tidak. Tentu saja, atas kesadarannya sendiri, bukan karna kita yang meminta baik secara lansung, maupun tak langsung.

Balik ke pembahasan utama kita, apakah pacar pertama itu sama dengan cinta pertama kita, rasanya udah bisa agan2 simpulkan sendiri dari paragraf di atas, bahwa jawabannya itu ‘gak selalu sama’. Tergantung dari situasi dan kondisi dari masing2 pasangan. Ada yang memang iya, ada juga yang enggak. Sekarang pembahasan selanjutnya adalah, “seberapa besar sih pengaruh cinta pertama bagi seorang wanita?” tenaang..untuk pembahasan yang kali ini gw gak berniat untuk masang paragraf panjang yang bisa bikin mata agan2 sekalian jadi siwer kok, gw cuma mau ngungkapin apa yang udah gw amati dari orang2 disekitar gw. Gw ngeliat, ternyata dampak cinta pertama bagi seorang wanita itu cukup hebat dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama loh gan! Bahkan untuk beberapa orang, ga peduli gimana dia telah tersakiti atau gimana, dia tetep aja masih ‘menjaga’ rasa yang pertama kali masuk ke hatinya itu. Sekali lagi inget gan, maksud gw disini cinta pertama, bukan pacar pertama, yaitu orang yang bisa ‘menyentuh’ hati dari seorang wanita itu untuk pertama kalinya, yang belum tentu juga itu telah dilakukan oleh pacar pertamanya. Bisa jadi aja baru pas di pacar kedua, ketiga, atau seterusnya dia baru bisa ngerasain perasaan itu. Atau yang lebih ironisnya, bisa jadi aja dia ngerasain cinta pertamanya itu sama orang yang bahkan ga pernah sama sekali jadi pacarnya. Bukan bermaksud sotoy-sotoyan, tapi dari orang2 yang ada di sekitar gw, kesimpulan itulah yang bisa gw tarik.
Bagaimanapun bagi wanita, yang pertama itu selalu terasa lebih special. Karna itulah kebanyakan dari kaum hawa sampai sekarang masih ada yang belum atau bahkan tidak bisa melupakan ‘first love’nya.

Dan sebagai penutup dari sebuah cerita, yang pas gw bikin prototypenya di microsoft word ini nyampe 3 lembar panjangnya,ada sebuah pertanyaan yang menyembul di otak lucu gw (otak kok lucu? Lo pikir otak lo sule bon? Haha), pertanyaan ‘genius’ itu adalah, “adakah pernah gw menjadi cinta pertama dari seseorang?” hoho :p

Bagi agan2 yang juga mau share atau menyanggah beberapa pernyataan gw di atas, atau sekedar ingin menambahkan, silahkan aja tumpahkan semuanya disini, atau bisa juga di facebook, twitter, bahkan kalo mau di binder kulliah gw juga boleh! Haha. Masukan, kritikan, dan saran dari agan2 sekalian sangat berharga buat pengembangan blog dan tulisan gw ini, dan gw akan ngehargai apa-apa aja pendapat kalian semua tentang cerita ini. :)

Well, see yaa


bone

15 komentar:

  1. ada yg mo gue tanyain bon, bener2 pingin tau bgd gue!!! "emgnya jumlah pisang dalam satu sisir berapa sih bon???" :p

    haaafmm,,,exactly,,,my first love not as my first boy... *kebalik*
    my 1st boy not as my 1st love...

    BalasHapus
  2. haha
    itung aje ndiri!

    hmm..gitu, berarti rumus pacar pertama itu ≠ cinta pertama telah terbukti.
    great. gw udah bisa ngalahin einstein nih kayaknya.

    BalasHapus
  3. ide bagus!!
    biasany cwe'2 di korea numbalin domba buat dihitung pas mo tidur,,saran gue,,mending ngitung pisang,,lebih ngenyangin...

    okeh,,good resume!!!

    *lempar.pisang.setandan*

    BalasHapus
  4. ah...dari kemaren gak kebaca ni konten...nilai dari konsep sampai sekarang malas bacanya...
    panjang and rumus yg ada disini salah kayaknya..

    :D
    :D
    :D
    :D

    BalasHapus
  5. jangan lupa makan lontong y fan...

    BalasHapus
  6. gak ah slah tu...cint pertama gua Namanya A.rin. (Ahmad Rinto)sampai sekarang dia cowok pertama aku...karena cuma dia satu-satunya yang aku sayang...

    BalasHapus
  7. anda mahmud achmad mahasiswa saya kan? anak saya teknik sipil.

    BalasHapus
  8. ocehan lo kadang benar jug y fan. manda bukan ce pertama gua tp....

    BalasHapus
  9. @Makhan (manda khanza)
    A.Rin?? wawwww... *colek.fandi*

    BalasHapus
  10. walaahh ada apa ini? apa ini?
    kok jadi rame gini sama komentar yang berasal dari orang yang sama?
    hahahahaanjrit lah, ngajak perang nih? wuokeh!
    tunggu serangan ane gan!
    haha

    tapi itu tandanya udah makin banyak aja nih yang ngomen blog ane, bagus bagus. #hiburdirisendiri

    BalasHapus
  11. Astaghfirullah anak muda jaman skarang

    BalasHapus

kalo ada yang mau ngasih komentar, bisa ngomen disinii